Jumat, 26 September 2014

Ayah

Tak banyak sosok ayah seperti Mohamed El-Erian. Demi anak, ia rela meninggalkan jabatan tinggi dengan gaji US$ 8,4 juta atau Rp 99,2 miliar/bulan. Bagaimana kisahnya?

Mohamed El-Erian merasa sudah memberikan perhatian kepada anaknya. Secara rutin selepas kerja ia menyempatkan bertemu dengan anaknya itu. Ia juga menyuruh putrinya itu sikat gigi dan membereskan mainan. Mohamed mendapati anaknya menurut dan tak pernah membantah.

Namun suatu malam…
“Ayah, ayah jangan tidur dulu… ada surat cinta buat ayah…” Sang anak mengambil sebuah kertas dari kamarnya. Kertas itu berisi daftar 22 acara penting yang dilewatkan Mohamed. Sang anak ingin seandainya ayahnya bisa bersamanya di acara-acara penting itu, mulai dari hari pertama ke sekolah hingga rapat orang tua dengan guru.

Surat itu sebenarnya sangat halus. Tetapi Mohamed merasa telah menjadi ayah yang buruk. Meskipun ia tak bisa menemani anaknya karena sedang meeting atau ada pekerjaan penting, tetap saja surat yang ditulis anak berusia 10 tahun itu membuatnya telah melakukan kesalahan. Tiba-tiba ia memiliki persepsi baru hubungan ayah-anak. Ia yang selama ini sibuk kerja, ternyata dipahami anak sebagai kurang perhatian. Anaknya sangat menginginkan kehadirannya di momen-momen penting, jauh lebih besar dari rasa senangnya dibelikan apapun dengan uang banyak hasil jerih payah orang tua.

Mohamed merasa pekerjaannya selama ini telah membuatnya sangat sibuk hingga kehilangan banyak waktu untuk menemani anak dan keluarganya. Mohamed merupakan CEO Pimco. Dari jabatan tertinggi di perusahaan investasi yang mengelola dana hingga US$ 2 triliun tersebut, Mohamed mendapatkan pendapatan sekitar US$ 8,4 juta (setara Rp 99,2 miliar) per bulan. Selain itu, Mohamed juga menjadi kolumnis di sebuah surat kabar, di samping juga punya kesibukan memperhatikan pergerakan saham.

Mohamed menjadi sadar, semakin sibuk ia bekerja, semakin sedikit waktunya untuk orang-orang yang ia sayangi. Istri dan anaknya. Dan itu artinya, ia semakin melukai mereka.

Tak lama setelah itu, Mohamed mengambil keputusan penting yang membuat banyak pihak terkejut. Ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Pimco, sekitar setahun yang lalu. Sejak saat itu, Mohamed punya lebih waktu untuk anaknya. Mohamed bisa menemaninya dalam acara-acara penting anaknya. Mohamed bisa berlibur bertiga dengan istri dan anaknya. Bahkan, bersama sitrinya, Mohamed bisa membuatkan sarapan untuk anak yang sangat dicintainya itu. Tentu ini membuat anaknya lebih bahagia.

Kini Mohamed telah bekerja sebagai Kepala Penasehat Ekonomi di Allianz. Meski gajinya tidak sebesar sebagai CEO Pimco, pekerjaannya ini membuat Mohamed senang. Sebab, ia hanya perlu waktu bekerja 50% dari pekerjaan sebelumnya. Dan itu artinya, ia masih punya banyak waktu untuk menemani anaknya. Bagaimana dengan kita? [Muchlisin BK/kisahikmah.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar